Tata Kelola Audit Teknologi Sistem Informasi
Penerapan TI dalam dunia industri
sudah sangat penting. Teknologi informasi memberi peluang terjadinya
transformasi dan peningkatan produktifitas bisnis. Penerapan teknologi
informasi membutuhkan biaya yang cukup besar dengan risiko kegagalan yang tidak
kecil. Penerapan teknologi informasi di dalam perusahaan dapat digunakan secara
maksimal, untuk itu dibutuhkan pemahaman
yang tepat mengenai konsep dasar dari sistem yang berlaku, teknologi yang
dimanfaatkan, aplikasi yang digunakan dan pengelolaan serta pengembangan sistem
yang dilakukan pada perusahaan tersebut. Perusahaan harus dapat mengatasi
masalah dan perubahan yang terjadi secara cepat dan tepat sasaran. Oleh karena
itu, faktor yang harus diperhatikan tidak hanya berfokus pada pengelolaan
informasi semata, melainkan juga harus fokus untuk menjaga dan meningkatkan
mutu informasi perusahaan.
Informasi
merupakan salah satu sumber daya strategis suatu organisasi. Oleh karena itu,
untuk mendukug tercapainya visi dan misi suatu organisasi, pengelolaan informasi
menjadi salah satu kunci sukses. Sistem informasi merupakan salah satu
subsistem organisasi untuk mengelola informasi. Saat ini sistem informasi
dioperasikan oleh hampir seluruh sumber daya manusia suatu organisasi, sehingga
tidak dapat dipisahkan dengan operasi dan kehidupan organisasi. Teknologi
informasi merupakan komponen penting dari sistem informasi, selain
data/informasi, sumber daya manusia dan organisasi. Teknologi informasi yang dimaksud
adalah teknologi telematika, telekomunikasi dan informatika, yang mencakup
teknologi komputer (perangkat keras, perangkat lunak) dan didukung dengan
teknologi telekomunikasi, khususnya komunikasi data digital sebagai
infrastruktur dari jaringan komputer.
Pengguna Audit Teknologi Sistem Informasi
Auditor
dapat memeriksa asersi yang dibuat manajemen dan kemudian membuat
laporan/kesimpulan mengenai asersi tersebut (indirect report), atau membuat
laporan berdasarkan pemeriksaan langsung terhadap objek audit (direct report).
Asersi adalah pernyataan resmi tertulis yang dibuat oleh manajemen mengenai
suatu entitas atau kejadian. Asersi dibuat manajemen untuk digunakan oleh pihak
lain
Auditor TI memiliki tanggung jawab yang besar.
Auditor TI menjadi wakil dari manajemen puncak. Manajemen puncak memberi amanah
kepada auditor untuk memastikan kelancaran proses-proses unit TI. Auditor
memastikan hal tersebut melalui audit TI yang mengidentifikasi masalah dan
masalah potensial sehingga dapat ditangani oleh unit TI dan manajemen puncak.
Melalui audit TI tersebut, auditor menambah kredibilitas terhadap proses-proses
TI sehingga manajemen puncak menjadi lebih yakin terhadap TI. Dalam hal ini
auditor berperan sebagai assurance provider bagi manajemen puncak.
Audit Tata Kelola TI pada Bidang Akademik dengan Cobit Frame Work Studi Kasus pada Universitas Sitikubank Semarang
Audit Tata Kelola TI pada Bidang Akademik dengan Cobit Frame Work Studi Kasus pada Universitas Sitikubank Semarang
Tata kelola TI atau IT (Information Technology)
Governance merupakan struktur hubungan dan proses untuk mengarahkan dan
mengendalikan organisasi untuk mencapai tujuannya dengan menambahkan nilai
ketika menyeimbangkan risiko dibandingkan dengan TI dan prosesnya. Dalam penelitian
ini dihasilkan suatu rekomendasi IT Governance yang merupakan
pengembangan dari IT Governance yang sudah dilaksanakan oleh
Institusi saat ini, namun saat ini proses IT Governance belum dilakukan
secara menyeluruh. Rekomendasi IT Governance ini dibuat guna
meningkatkan kinerja TI layanan akademik yang ada di UNISBANK, dimana aktivitas
layanan akademik tersebut menjadi tanggung jawab kerja suatu biro yang bernama
BAAK dan pengadaan dan pengelolaan TI yang ada menjadi tanggung jawab suatu
divisi yaitu P2ICT. Perancangan IT Governance dalam penelitian ini
menggunakan kerangka kerja COBIT (Control Objective For Information and Related
Technology) versi 4.0. Dalam penelitian ini hanya dibahas 2 domain dari 4
domain yang ada di COBIT dengan pembahasan dibatasi pada tingkat control
process saja, tidak membahas aktivitas-aktivitas yang terdapat
di setiap control process. Domain yang dipilih dalam penelitian ini
untuk dibuatkan rekomendasi pengelolaan TI adalah domain Deliver and Support
(DS), Monitor and Evaluate (ME). Dari pemetaan model maturity tersebut
diperoleh bahwa tingkat maturity untuk DS mendidik dan melatih users berada
pada level maturity 4 (diatur), sementara untuk DS mengelola data berada pada tingkat
maturity 3 (ditetapkan), Domain untuk Monitor dan evaluasi kinerja TI
berada tingkat maturity 3 (ditetapkan). Berdasarkan pemetaan maturity
tersebut dirancang rekomendasi IT Governance untuk masing-masing control
process agar tingkat maturity dari masingmasing control process tersebut
bisa lebih baik. Berdasarkan visi, misi, tantangan masa depan, dan tingginya
harapan manajemen UNISBANK terhadap proses IT COBIT, dapat disimpulkan untuk dapat
mendukung pencapaian tujuan UNISBANK setidaknya tingkat maturity pengelolaan
IT yang dilakukan harus berada pada tingkat 4 – diatur (managed) dimana
proses di monitor dan diukur manggunakan indikator tertentu.
Teknologi informasi (TI) saat ini sudah menjadi kebutuhan
yang sangat penting bagi hampir semua organisasi perusahaan karena dipercaya
dapat membantu meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses bisnis perusahaan,
tak terkecuali perguruan tinggi. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan suatu pengelolaan
TI yang baik dan benar agar keberadaan TI mampu untuk menunjang kesuksesan
organisasi dalam pencapaian tujuannya. Kesuksesan tata kelola perusahaan (enterprise
governance) saat ini mempunyai ketergantungan terhadap sejauh mana tata kelola
TI (IT Governance) dilakukan.
Alat yang komprehensif untuk menciptakan adanya IT
Governance di organisasi adalah penggunaan COBIT(Control Objectives For
Information And Related Technology) yang mempertemukan kebutuhan
beragam manajemen dengan menjembatani celah antara risiko bisnis, kebutuhan
kontrol, dan masalah-masalah teknis TI. COBIT menyediakan referensi best
business
practice yang mencakup keseluruhan proses bisnis organisasi
dan memaparkannya dalam struktur aktivitas-aktivitas logis yang dapat dikelola
dan dikendalikan secara efektif.
Tujuan utama COBIT adalah memberikan kebijaksanaan
yang jelas dan latihan yang bagus bagi IT Governance bagi organisasi di
seluruh dunia untuk membantu manajemen senior untuk memahami dan mengatur
risiko– risiko yang berhubungan dengan TI. COBIT melakukannya dengan
menyediakan kerangka kerja IT Governance dan petunjuk kontrol obyektif
yang rinci bagi manajemen, pemilik proses bisnis, pemakai dan auditor.
Pada dasarnya kerangka kerja COBIT terdiri
dari 3 tingkat control objectives, yaitu activities dan tasks,
process, domains. Activities dan tasks merupakan
kegiatan rutin yang memiliki konsep daur hidup, sedangkan task
merupakan kegiatan yang dilakukan secara terpisah. Selanjutnya kumpulan
activity dan task ini dikelompokan ke dalam proses TI yang
memiliki permasalahan pengelolaan TI yang sama dikelompokan ke
dalam domains.
Gambar 1.1 : COBIT
Cube
COBIT
dirancang terdiri dari 34 high level control objectives yang menggambarkan
proses TI yang terdiri dari 4 domain yaitu: Plan and Organise, Acquire
and Implement, Deliver and Support dan Monitor and Evaluate.
Gambar 1.2 : Prinsip dasar COBIT
Pedoman manajemen untuk COBIT, yang terdiri dari
model maturity, KGI, dan KPI, yang kemudian menyediakan manajemen
dengan alat untuk menilai dan mengukur lingkungan TI organisasi terhadap 34
proses TI yang diidentifikasikan COBIT.
Saat ini manajemen TI terkait risiko tersebut dipahami
sebagai bagian inti dari pengaturan organisasi. Pengaturan TI yang merupakan
bagian dari pengaturan organisasi, menjadi lebih dirasakan peranannya dalam
mencapai tujuan organisasi dengan menambah nilai melalui penyeimbangan risiko
terhadap nilai kembali atas TI dan prosesnya.
Pengaturan TI merupakan pelengkap suksesnya
pengaturan organisasi melalui peningkatan yang efisien dan efektif sehubungan
dengan proses organisasi. Pengaturan TI menyediakan struktur yang berhubungan
dengan proses TI, sumberdaya TI, dan informasi untuk strategi dan tujuan
organisasi. Lebih lanjut, pengaturan TI mengintegrasikan dan melembagakan
praktek yang berhubungan.
Program Studi yang ada di UNISBANK maupun unit kerja
lain terintegrasi dalam satu jaringan, dimana pengawasan data terpusat di data center
yaitu server di P2ICT. Hal ini dapat meminimalkan permasalahan yang terdapat
dalam proses pengolahan data akademik selama ini diantaranya sering terjadinya
redudansi data akademik. Rekomendasi yang dibuat untuk monitor dan evaluasi
kinerja TI menjamin bahwa kinerja dari TI dalam layanan akademik dapat terkontrol
secara periodik tidak bergantung lagi apakah insiden yang terjadi mengganggu proses
bisnis Lembaga. Selain itu rekomendasi yang dibuat antara mendidik dan melatih users,
mengelola data dan monitor dan evaluasi kinerja TI dibuat saling
berkaitan satu dengan lainnya.
IT Forensic
IT
Forensic adalah bagian kepolisian yang menelusuri kejahatan-kejahatan dalam
dunia computer/internet. Komputer forensik yang juga dikenal dengan nama
digital forensik, adalah salah satu cabang ilmu forensik yang berkaitan dengan
bukti legal yang ditemui pada komputer dan media penyimpanan digital.Tujuan
dari komputer forensik adalah untuk menjabarkan keadaan kini dari suatu artefak
digital. Istilah artefak digital bisa mencakup sebuah sistem komputer, media
penyimpanan (seperti flash disk, hard disk, atau CD-ROM), sebuah dokumen
elektronik (misalnya sebuah pesan email atau gambar JPEG), atau bahkan
sederetan paket yang berpindah dalam jaringan komputer.
Latar Bekang Penggunaan IT Forensic
- Memulihkan data dalam hal suatu hardware atau software mengalami kegagalan/kerusakan (failure).
- Meneliti suatu sistem komputer setelah suatu pembongkaran/pembobolan, sebagai contoh untuk menentukan bagaimana penyerang memperoleh akses dan serangan apa yang dilakukan.
- Mengumpulkan bukti menindak seorang karyawan yang ingin diberhentikan oleh suatu organisasi.
- Memperoleh informasi tentang bagaimana sistem komputer bekerja untuk tujuan debugging, optimisasi kinerja, atau membalikkan rancang-bangun.
- Dalam kasus hukum, teknik komputer forensik sering digunakan untuk menganalisis sistem komputer milik terdakwa (dalam kasus pidana) atau milik penggugat (dalam kasus perdata).
- Untuk menganalisa sebuah sistem komputer setelah terjadi perampokan, misalnya untuk menentukan bagaimana penyerang memperoleh akses dan apa yang penyerang itu lakukan.
Pengguna
IT Forensic
Petugas Keamanan (Officer/as a
First Responder)
Memiliki
kewenangan tugas antara lain: Mengidentifikasi peristiwa, mengamankan bukti,
pemeliharaan bukti yang temporer dan rawan kerusakan.
Penelaah Bukti (Investigator)
Sosok
yang paling berwenang dan memiliki kewenangan tugas antara lain: Menetapkan
instruksi-instruksi, melakukan pengusutan peristiwa kejahatan, pemeliharaan
integritas bukti.
Tekhnisi Khusus
Memiliki
kewenangan tugas antara lain: Memeliharaan bukti yang rentan kerusakan dan
menyalin storage bukti, mematikan (shuting down) sistem yang sedang berjalan,
membungkus/memproteksi bukti-bukti, mengangkut bukti dan memproses bukti. IT
forensic digunakan saat mengidentifikasi tersangka pelaku tindak kriminal untuk
penyelidik, kepolisian, dan kejaksaan.
Maka dari itu, perananan IT Forensic antara lain :
ü Teknik
forensik komputer digunakan untuk menganalisis sistem digital milik terdakwa
terkait kasus pidana & perdata.
ü Memulihkan
data apabila terjadi kegagalan pembacaan atau penyimpanan data pada perangkat
keras/perangkat lunak
ü Menganalis
sistem komputer apabila telah terjadi penyerangan ke dalam sistem komputer
Beberapa
hal penting yang harus diketahui mengenai IT Forensic, yaitu :
ü Forensik
bukan proses Hacking
ü Data
yang didapat harus dijaga jangan berubah
ü Membuat
image dari HD/Floppy/USB-Stick/Memory-dump adalah prioritas tanpa merubah isi,
kadang digunakan hardware khusus
ü Image
tersebut yang diotak-atik (hacking) dan dianalisis- bukan yang asli
ü Data
yang sudah terhapus membutuhkan tools khusus untuk merekonstruksi
ü Pencarian
bukti dengan: tools pencarian teks khusus, atau mencari satu persatu dalam
image.
Hubungan Cybercrime dengan IT
Forensic
Bersifat global. Cybercrime seringkali dilakukan
secara transnasional, melintasi batas negara sehingga sulit dipastikan
yuridikasi hukum negara yang berlaku terhadap pelaku. Karakteristik internet
dan pengaplikasian IT Forensic di mana orang dapat berlalu-lalang tanpa
identitas (anonymous) memungkinkan terjadinya berbagai aktivitas jahat yang tak
tersentuh hukum.
Pengaplikasian
IT Forensik
ü Kecurangan
dalam bisnis atau karyawan
ü Investigasi
criminal
ü Perselisihan
pemegang saham dan persekutuan
ü Kerugian
ekonomi dari suatu bisnis
ü Perselisihan
pernikahan
Studi Kasus IT Forensic
1.
Studi Kasus Ledakan Bom di
Kuningan
2. Studi Kasus
Pencurian dan Penggunaan Account Internet Milik Orang Lain
3. Studi Kasus
Pembobolan ATM dengan Teknik ATM Skimmer Scam
No comments:
Post a Comment