Pengertian
Komunikasi Secara Umum adalah proses pengiriman dan penerimaan
pesan atau informasi antara dua individu atau lebih dengan efektif sehingga
dapat dipahami dengan mudah. Istilah
komunikasi dalam bahasa inggris disebut communication, yang berasal dari kata communication
atau communis yang memiliki
arti sama atau sama yang memiliki makna pengertian
bersama. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian komunikasi adalah
pengiriman dan penerimaan pesan atau berita dari dua orang atau lebih agar
pesan yang dimaksud dapat dipahami.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide,
gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi
diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan
kata-kata yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Melalui komunikasi,
sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak
lain.
Komunikasi bukan cuma terkait dengan bagaimana cara
menggunakan bahasa tapi sangat terkait juga dalam menyampaikan pesan dalam
bentuk yang lainnya seperti tatapan mata, gesture tubuh, serta mungkin
intonasi. Komunikasi menjadi hal yang sangat penting karena ini merupakan basic
instinct dari setiap makhluk hidup. Setiap makhluk punya cara komunikasi
masing-masing, setiap manusia pun tak lepas dari cara dia melakukan komunikasi.
Kita tak bisa membeda-bedakan bahasa, suku, adat, kebiasaan, tradisi maupun
agama karena pada dasarnya berkomunikasi, menyampaikan pesan itu asal dilakukan
dengan baik dan benar, serta dalam keadaan saling terbuka, pikiran jernih tanpa
sentimen dan perasaan negatif, pasti maksud yang ingin disampaikan dapat
diterima.
B. Jenis dan Proses Komunikasi
Jenis-jenis
Komunikasi, yaitu :
1. Komunikasi Intrapribadi
Komunikasi
intrapribadi (intrapersonal communication) adalah komunikasi dengan diri
sendiri, baik kita sadari atau tidak. Misalnya berpikir.
2. Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi
antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang
secara tatap muka, yang memungkinkan respon verbal maupun nonverbal berlangsung
secara langsung. Bentuk khusus komunikasi antar pribadi ini adalah komunikasi
diadik (dyadic communication) yang hanya melibatkan dua individu,misalnya
suami- istri, dua sejawat, guru-murid. Ciri-ciri komunikasi diadik adalah
pihak- pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat; pihak-pihak yang
berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara langsung dan simultan.
3. Komunikasi Kelompok (Kecil)
Komunikasi
kelompok merujuk pada komunikasi yang dilakukan sekelompok kecil orang
(small-group communication). Kelompok sendiri merupakan sekumpulan orang yang
mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai
tujuan bersama, saling mengenal satu sama lain, dan memandang mereka sebagai
bagian dari kelompok tersebut. Komunikasi antarpribadi berlaku dalam komunikasi
kelompok.
4.Komunikasi Publik
Komunikasi
publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah orang
(khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi publik meliputi
ceramah, pidato, kuliah, tabligh akbar, dan lain-lain. Ciri-ciri komunikasi
publik adalah: berlangsung lebih formal; menuntut persiapan pesan yang cermat,
menuntut kemampuan menghadapi sejumlah besar orang; komunikasi cenderung pasif;
terjadi di tempat umum yang dihadiri sejumlah orang; merupakan peristiwa yang
direncanakan; dan ada orang-orang yang ditunjuk secara khususmelakukan
fungsi-fungsi tertentu.
5.Komunikasi Organisasi
Komunikasi
organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu organisasi,
bersifat formal dan informal, dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar
dari komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi juga melibatkan komunikasi
diadik, komunikasi antarpribadi, dan komunikasi publik tergantung kebutuhan.
6. Komunikasi Massa
Komunikasi
massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa cetak
maupun elektronik yang dikelola sebuah lembaga atau orang yang dilembagakan
yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar, anonim, dan
heterogen. Pesan- pesannya bersifat umum, disampaikan secara serentak, cepat
dan selintas.
Proses
Komunikasi
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan
kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara
komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk
menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada
umumnya). Proses komunikasi, banyak melalui perkembangan. Proses komunikasi
dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan
untuk mewujudkan motif komunikasi.
Tahapan
proses komunikasi adalah sebagai berikut :
1. Penginterpretasian.
2. Penyandian.
3. Pengiriman.
4. Perjalanan.
5. Penerimaan.
6. Penyandian balik.
7. Penginterpretasian.
1. Penginterpretasian.
2. Penyandian.
3. Pengiriman.
4. Perjalanan.
5. Penerimaan.
6. Penyandian balik.
7. Penginterpretasian.
C. Komunikasi Efektif
14 Teknik Kemampuan Komunikasi Yang Efektif
1. Berikan kesan bahwa anda antusias
berbicara dengan mereka – Beri mereka kesan bahwa anda lebih suka berbicara
dengan mereka daripada orang lain di muka bumi ini. Ketika anda memberi mereka
kesan bahwa anda sangat antusias berbicara dengan mereka dan bahwa anda peduli
kepada mereka, anda membuat perasaan mereka lebih positif dan percaya diri. Mereka akan
lebih terbuka kepada anda dan sangat mungkin memiliki percakapan yang mendalam
dengan anda.
2. Ajukan pertanyaan tentang minat mereka
– Ajukan pertanyaan terbuka yang akan membuat mereka berbicara tentang minat
dan kehidupan mereka. Galilah sedetail mungkin sehingga akan membantu mereka
memperoleh perspektif baru tentang diri mereka sendiri dan tujuan hidup mereka.
3. Beradaptasi dengan bahasa tubuh dan
perasaan mereka – Rasakan bagaimana perasaan mereka pada saat ini
dengan mengamati bahasa
tubuh dan nada suara. Dari sudut pandang ini, anda dapat menyesuaikan
kata-kata, bahasa tubuh, dan nada suara anda sehingga mereka akan merespon
lebih positif.
4. Tunjukkan rasa persetujuan: Katakan
kepada mereka apa yang anda kagumi tentang mereka dan mengapa – Salah
satu cara terbaik untuk segera berhubungan dengan orang adalah dengan menjadi
jujur dan memberitahu mereka mengapa anda menyukai atau mengagumi mereka. Jika
menyatakan secara langsung dirasakan kurang tepat, cobalah dengan pernyataan
tidak langsung. Kedua pendekatan tersebut bisa sama-sama efektif.
5. Dengarkan dengan penuh perhatian semua
yang mereka katakan – Jangan terlalu berfokus pada apa yang akan Anda
katakan selanjutnya selagi mereka berbicara. Sebaliknya, dengarkan setiap kata
yang mereka katakan dan responlah serelevan mungkin. Hal ini menunjukkan bahwa
anda benar-benar mendengarkan apa yang mereka katakan dan anda sepenuhnya
terlibat di dalam suasana bersama dengan mereka. Juga pastikan untuk bertanya
setiap kali ada sesuatu yang tidak mengerti pada hal-hal yang mereka katakan.
Anda tentu saja ingin menghindari semua penyimpangan yang mungkin terjadi dalam
komunikasi jika anda ingin mengembangkan hubungan yang sepenuhnya dengan orang
tersebut.
6. Beri mereka kontak mata yang lama
– kontak mata yang kuat mengkomunikasikan kepada orang lain bahwa anda tidak
hanya terpikat oleh mereka dan apa yang mereka katakan tetapi juga menunjukkan
bahwa anda dapat dipercaya. Ketika dilakukan dengan tidak berlebihan, mereka
juga akan menganggap anda yakin pada diri anda sendiri karena kesediaan anda
untuk bertemu mereka secara langsung. Akibatnya, orang secara alami akan lebih
memperhatikan anda dan apa yang anda katakan.
7. Ungkapkan diri anda sebanyak mungkin
– Salah satu cara terbaik untuk mendapatkan kepercayaan seseorang adalah dengan
mengungkapkan diri seterbuka mungkin. Bercerita tentang kejadian yang menarik
dari hidup anda atau hanya menggambarkan contoh lucu dari kehidupan normal
sehari-hari. Ketika anda bercerita tentang diri anda, pastikan untuk tidak menyebutkan
hal-hal yang menyimpang terlalu jauh dari minat mereka atau bahkan berlebihan.
Anda dapat membiarkan mereka mengetahui lebih jauh tentang diri anda seiring
berjalannya waktu.
8. Berikan kesan bahwa anda berdua berada
di tim yang sama – Gunakan kata-kata seperti “kami, kita ” untuk
segera membangun sebuah ikatan. Bila anda menggunakan kata-kata tersebut, anda
membuatnya tampak seperti anda dan mereka berada di tim yang sama, sementara
orang lain berada di tim yang berbeda.
9. Berikan mereka senyuman terbaik anda
– Ketika anda tersenyum pada orang, anda menyampaikan
pesan bahwa anda menyukai mereka dan kehadiran mereka membawa anda kebahagiaan.
Tersenyum pada mereka akan menyebabkan mereka sadar ingin tersenyum kembali
pada anda yang secara langsung akan membangun hubungan antara anda berdua.
10. Menawarkan saran yang bermanfaat
– Kenalkan tempat makan yang pernah anda kunjungi, film yang anda tonton,
orang-orang baik yang mereka ingin temui, buku yang anda baca, peluang karir
atau apa pun yang terpikirkan oleh anda. Jelaskan apa yang menarik dari
orang-orang, tempat atau hal-hal tersebut. Jika anda memberi ide yang cukup
menarik perhatian mereka, mereka akan mencari anda ketika mereka memerlukan
seseorang untuk membantu membuat keputusan tentang apa yang harus dilakukan
selanjutnya.
11. Beri mereka motivasi – Jika
orang yang anda hadapi lebih muda atau dalam posisi yang lebih sulit dari anda,
mereka mungkin ingin mendengar beberapa kata motivasi dari anda karena anda
lebih berpengalaman atau anda tampaknya menjalani kehidupan dengan baik . Jika
anda ingin memiliki hubungan yang sehat dengan orang tersebut, anda tentu saja
tidak ingin tampak seperti anda memiliki semuanya sementara mereka tidak.
Yakinkan mereka bahwa mereka dapat melampaui masalah dan keterbatasan mereka,
sehingga mereka akan berharap menjadikan anda sebagai teman yang enak untuk
diajak bicara.
12. Tampil dengan tingkat energi yang
sedikit lebih tinggi dibanding orang lain – Umumnya, orang ingin
berada di sekitar orang-orang yang akan mengangkat mereka, bukannya membawa
mereka ke bawah. Jika anda secara konsisten memiliki tingkat energi yang lebih
rendah daripada orang lain, mereka secara alami akan menjauh dari Anda menuju
seseorang yang lebih energik. Untuk mencegah hal ini terjadi, secara konsisten
tunjukkan dengan suara dan bahasa tubuh anda bahwa anda memiliki tingkat energi
yang sedikit lebih tinggi sehingga mereka akan merasa lebih bersemangat dan
positif berada di sekitar Anda. Namun jangan juga anda terlalu berlebihan
berenergik sehingga menyebabkan orang-orang tampak seperti tidak berdaya.
Energi dan gairah yang tepat akan membangun antusiasme mereka.
13. Sebut nama mereka dengan cara yang
menyenangkan telinga mereka – nama seseorang adalah salah satu kata
yang memiliki emosional yang sangat kuat bagi mereka. Tapi hal itu belum tentu
seberapa sering anda katakan nama seseorang, namun lebih pada bagaimana anda
mengatakannya. Hal ini dapat terbantu dengan cara anda berlatih mengatakan nama
seseorang untuk satu atau dua menit sampai anda merasakan adanya emosional yang
kuat. Ketika anda menyebutkan nama mereka lebih menyentuh dibanding orang lain
yang mereka kenal, mereka akan menemukan bahwa anda lah yang paling berkesan.
14. Tawarkan untuk menjalani hubungan
selangkah lebih maju – Ada beberapa hal yang dapat anda lakukan untuk
memajukan persahabatan anda dengan seseorang: tawaran untuk makan dengan
mereka, berbicara sambil minum kopi, melihat pertandingan olahraga, dll.
Meskipun jika orang tersebut tidak menerima tawaran anda, mereka akan tetap
tersanjung bahwa anda ingin mereka menjalani persahabatan ke tingkat yang lebih
dalam. Di satu sisi, mereka akan memandang anda karena anda memiliki keberanian
untuk membangun persahabatan bukan mengharapkan persahabatan yang instan.
Dalam teori kepemimpinan, ada beberapa
macam teori di antaranya:
1. Great
Man Theory
Teori
ini mengatakan bahwa pemimpin besar (great
leader) dilahirkan, bukan dibuat (leader are
born, not made). Dilandasi oleh keyakinan
bahwa pemimpin merupakan orang yang memiliki
sifat-sifat luar biasa dan dilahirkan dengan
kualitas istimewa yang dibawa sejak lahir
dan ditakdirkan menjadi seorang pemimpin di
berbagai macam organisasi. Orang yang
memiliki kualitas dapat dikatakan orang yang
sukses dan disegani oleh bawahannya serta
menjadi pemimpin besar. Teori great man
didasarkan pada gagasan bahwa setiap kali
ada kebutuhan kepemimpinan, maka munculah seorang
manusia yang luar biasa dan memecahkan
masalah. Konsep kepemimpinan pada teori ini
yang disebut orang besar adalah atribut
tertentu yang melekat pada diri pemimpin
atau sifat personal, yang membedakan antara
pemimpin dan pengikutnya.
2. Teori Sifat
Teori sifat kepemimpinan membedakan pada
pemimpin dari mereka yang bukan pemimpin dengan cara
berfokus pada berbagai sifat dan
karakteristik pribadi masing-masing. Pada teori
ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa
keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh
sifat-sifat atau ciri-ciri yang dimilikinya.
Dalam mencari ciri-ciri kepemimpinan yang dapat diukur, para peneliti menggunakan dua pendekatan yaitu mereka berusaha membandingkan ciri-ciri dari dua orang yang muncul sebagai pemimpin dengan ciri-ciri yang tidak demikian dan mereka membandingkan ciri pemimpin yang efektif dengan ciri-ciri pemimpin yang tidak efektif. Menurut Ronggowarsito, menjelaskan bahwa seorang pemimpin harus memiliki Hastabrata, yaitu delapan sifat unggul seorang pemimpin yang dikaitkan dengan sifat-sifat alam di antaranya:
a. Bagaikan kartika atau bintang. Menjadi pusat pandangan sebagai sumber kesusilaan, menjadi kiblat ketauladanan dan menjadi sumber pedoman.
b. Bagaikan meja atau awan. Menciptakan kewibawaan, mengayomi meneduhi sehingga semua tindakan menimbulkan ketaatan.
c. Bagaikan bumi teguh, kokoh pendiriannya dan bersahaja dalam ucapannya.
d. Bagaikan samudra luas pandangan, lebar dadanya, dan dapat membuat rakyat seiya sekata.
e. Bagaikan hagni atau api adil, menghukum tanpa memandang bulu, yang salah menjalankan hukuman dan yang baik mendapat pahala. Bagaikan bayu atau angin adil, jujur, terbuka dan tidak ragu-ragu.
Dalam mencari ciri-ciri kepemimpinan yang dapat diukur, para peneliti menggunakan dua pendekatan yaitu mereka berusaha membandingkan ciri-ciri dari dua orang yang muncul sebagai pemimpin dengan ciri-ciri yang tidak demikian dan mereka membandingkan ciri pemimpin yang efektif dengan ciri-ciri pemimpin yang tidak efektif. Menurut Ronggowarsito, menjelaskan bahwa seorang pemimpin harus memiliki Hastabrata, yaitu delapan sifat unggul seorang pemimpin yang dikaitkan dengan sifat-sifat alam di antaranya:
a. Bagaikan kartika atau bintang. Menjadi pusat pandangan sebagai sumber kesusilaan, menjadi kiblat ketauladanan dan menjadi sumber pedoman.
b. Bagaikan meja atau awan. Menciptakan kewibawaan, mengayomi meneduhi sehingga semua tindakan menimbulkan ketaatan.
c. Bagaikan bumi teguh, kokoh pendiriannya dan bersahaja dalam ucapannya.
d. Bagaikan samudra luas pandangan, lebar dadanya, dan dapat membuat rakyat seiya sekata.
e. Bagaikan hagni atau api adil, menghukum tanpa memandang bulu, yang salah menjalankan hukuman dan yang baik mendapat pahala. Bagaikan bayu atau angin adil, jujur, terbuka dan tidak ragu-ragu.
3. Teori
Perilaku
Teori perilaku disebut
juga dengan teori sosial dan merupakan
sanggahan terhadap teori great man. Pemimpin
itu harus disiapkan, dididik dan dibentuk
tidak dilahirkan begitu saja (leaders are
made, not born). Setiap orang bisa menjadi
pemimpin, melalui usaha penyiapan dan
pendidikan serta dorongan oleh kemauan sendiri.
Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi
perilaku:
a.Konsiderasi dan struktur inisiasi
a.Konsiderasi dan struktur inisiasi
Perilaku seorang pemimpin
yang cenderung mementingkan bawahan memiliki
ciri-ciri ramah tamah, mau berkonsultasi,
mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul
dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya
setingkat dirinya.
b. Berorientasi kepada bawahan dan produksi
b. Berorientasi kepada bawahan dan produksi
Perilaku pemimpin yang
berorientasi yang berorientasi kepada bawahannya
ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan,
perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan
serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan
dan perilaku bawahan.
4. Teori
Kepemimpinan Situasional
Teori kepemimpinan
situasional adalah suatu pendekatan terhadap
kepemimpinan yang menganjurkan pemimpin untuk
memahami perilaku bawahan, dan situasi sebelum
menggunakan perilaku kepemimpinan tertentu. Pendekatan
ini menghendaki pemimpin untuk memiliki kemampuan
diagnosa dalam hubungan antara manusia
(Monica, 1998). Dalam teori ini dijelaskan
bahwa seorang pemimpin memilih tindakan
terbaik berdasarkan variabel situasional. Seorang
pemimpin yang efektif dalam teori ini
harus bisa memahami dinamika situasi dan
menyesuaikan kemampuannya dengan dinamika situasi
yang ada.
5. Teori Kepemimpinan Karismatik
Dalam teori ini para
pengikut memiliki keyakinan bahwa pemimpin
mereka diakui memiliki kemampuan yang luar
biasa. Kemampuan mempengaruhi pengikut bukan
berdasarkan pada tradisi atau otoritas formal
tetapi lebih pada persepsi pengikut bahwa
pemimpin diberkati dengan bakat supranatural dan
kekuatan yang luar biasa.
Para pemimpin akan lebih dipandang sebagai karismatik jika mereka membuat pengorbanan diri, mengambil resiko pribadi dan mendatangkan biaya tinggi untuk mencapai visi yang mereka dukung.
Konsep karismatik menurut Weber (1947), konsep yang lebih ditekankan kepada kemampuan pemimpin yang memiliki kekuatan luar biasa dan mistis. Menurutnya, ada lima faktor yang muncul bersamaan dengan kekuasaan yang karismatik yaitu:
Para pemimpin akan lebih dipandang sebagai karismatik jika mereka membuat pengorbanan diri, mengambil resiko pribadi dan mendatangkan biaya tinggi untuk mencapai visi yang mereka dukung.
Konsep karismatik menurut Weber (1947), konsep yang lebih ditekankan kepada kemampuan pemimpin yang memiliki kekuatan luar biasa dan mistis. Menurutnya, ada lima faktor yang muncul bersamaan dengan kekuasaan yang karismatik yaitu:
a.Adanya
seseorang yang memiliki bakat luar biasa
b.Adanya krisis sosial
c.Adanya sejumlah ide yang radikal untuk memecahkan krisis tersebut
d.Adanya sejumlah pengikut yang percaya bahwa seseorang itu memiliki kemampuan luar biasa yang bersifat transendental dan supranatural, serta
e.Adanya bukti yang berulang bahwa apa yang dilakukan itu mengalami kesuksesan.
b.Adanya krisis sosial
c.Adanya sejumlah ide yang radikal untuk memecahkan krisis tersebut
d.Adanya sejumlah pengikut yang percaya bahwa seseorang itu memiliki kemampuan luar biasa yang bersifat transendental dan supranatural, serta
e.Adanya bukti yang berulang bahwa apa yang dilakukan itu mengalami kesuksesan.
Kepemimpinan atau Leadership adalah suatu cara untuk mempengaruhi dan memotivasi
orang lain, bawahan atau kelompok untuk saling bekerja sama dalam upaya
mencapai suatu tujuan bersama tanpa adanya unsur paksaan. Dalam pengertian
diatas dapat di ambil 4 poin inti dalam kepemimpinan, yaitu :
1. Kepemimpinan merupakan sebuah
proses
2. Kepemimpinan melibatkan
pengaruh
3. Kepemimpinan muncul di dalam
kelompok
4. Kepemimpinan melibatkan tujuan
bersama
Kepemimpinan sangat penting dalam suatu
organisasi, karena kepemimpinan merupakan faktor kunci dalam suksesnya suatu
organisasi atau manajemen. Kepemimpinan itu ada di dalam diri pemimpin. Suatu
organisasi akan menjadi buta dan tidak memiliki arah jika tidak ada unsur
kepemimpinan dalam organisasi tersebut. Dalam Kepemimpinan terdapat Pemimpin
dan Pimpinan dan jangan pernah menganggap sama antara keduanya.
Pimpinan : Orang yang dipilih
berdasarkan suatu seleksi dan tentunya dia tidak sepenuhnya disukai oleh yang
lainnya, biasanya pimpinan berorientasi pada hasil.
Pemimpin : Orang yang dianggap
mampu menjadi pedoman hidup atau panutan bagi orang lain, dan tentunya dia
disukai oleh banyak orang dan dipilih berdasarkan kepercayaan serta
berorientassi pada proses. Pemimpin harus berada satu langkah didepan dari
anggotanya.
Kepemimpinan sangat erat hubungannya dengan
kepercayaan. Membangun kepercayaan anggota atau bawahan itu sangat sulit.
Sehingga diperlukan bukti nyata ketika memimpin suatu organisasi. Ketika
kepercayaan menjauh tujuanpun akan menjauh, tapi jika kepercayaan dekat dengan
kita yakinlah tujuanpun semakin dekat dengan kita.
Ada sebuah kutipan dari mantan Wakil Presiden
Indonesia, Jusuf Kalla : “ Katakan yang akan dikerjakan, kerjakan yang
dikatakan, dan komunikasikan apa yang telah dikerjakan dan yang tidak
dikerjakan “. Tidak mustahil dengan membangun ketiga hal tersebut kepercayaan
akan lebih mudah terbina.
Dalam praktiknya, dari ketiga gaya kepemimpinan tersebut berkembang beberapa tipe kepemimpinan; di antaranya adalah sebagian berikut (Siagian,1997).
1. Tipe Otokratis
Seorang pemimpin yang otokratis
ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap
organisasi sebagai pemilik pribadi, mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan
organisasi, menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, Tidak mau menerima
kritik, saran dan pendapat, terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya, dalam
tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur
paksaan dan bersifat menghukum.
2. Tipe Militeristis
Perlu diperhatikan terlebih
dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda
dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe
militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut : dalam
menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan, dalam
menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya, senang
pada formalitas yang berlebih-lebihan, menuntut disiplin yang tinggi dan kaku
dari bawahan, sukar menerima kritikan dari bawahannya, menggemari
upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3. Tipe Paternalistis
Seorang pemimpin yang tergolong
sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai
berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap
terlalu melindungi (overly protective), jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengambil inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap
maha tahu.
4. Tipe Karismatik
Hingga sekarang ini para ahli
belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki
karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik
yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya
sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan
mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan
tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering
hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib
(supra natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat
dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah seorang yang kaya,
Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John F Kennedy adalah
seorang pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih muda pada waktu
terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak dapat
digolongkan sebagai orang yang ‘ganteng”.
5. Tipe Demokratis
Pengetahuan tentang kepemimpinan
telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat
untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki
karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan bawahan selalu
bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di
dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi
dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya, senang menerima
saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya, selalu berusaha
mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas
memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat
kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat
kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain,
selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, dan
berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemimpin
Pemimpin
memiliki tugas menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok dan keinginan kelompok. Dari
keinginan itu dapat dipetik keinginan realistis yang dapat dicapai. Selanjutnya,
pemimpin harus meyakinkan kelompok mengenai apa yang menjadi keinginan
realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan. Tugas pemimpin tersebut
akan berhasil dengan baik apabila setiap pemimpin memahami akan tugas yang
harus dilaksanakannya. Oleh sebab itu, kepemimpinan akan tampak dalam proses
dimana seseorang mengarahkan, membimbing, mempengaruhi dan atau menguasai
pikiran-pikiran, perasaan-perasaan atau tingkah laku orang lain. Untuk
keberhasilan dalam pencapaian sutu tujuan diperlukan seorang pemimpin yang
profesional, dimana ia memahami akan tugas dan kewajibannya sebagai seorang
pemimpin, serta melaksanakan peranannya sebagai seorang pemimpin. Disamping itu,
pemimpin harus menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan, sehingga
terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman, tentram, dan
memiliki suatu kebebasan dalam mengembangkan gagasannya dalam rangka tercapai
tujuan bersama yang telah ditetapkan.
Menurut
Hadari (2003;70) menjelaskan bahwa unsur-unsur dalam kepemimpinan adalah
sebagai berikut;
1.
Adanya seseorang yang berfungsi memimpin, yang disebut pemimpin (leader).
2.
Adanya orang lain yang dipimpin
3.
Adanya kegiatan yang menggerakkan orang lain yang dilakukan dengan mempengaruhi
dan pengarahkan perasaan, pikiran, dan tingkah lakunya
4.
Adanya tujuan yang hendak dicapai dan berlangsung dalam suatu proses di dalam
organisasi, baik organisasi besar maupun kecil.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kepemimpinan Davis dalam mempengaruhi kepemimpinan dalam
organisasi, yaitu :
a)
Kecerdasan : seorang pemimpin harus mempunyai kecerdasan yang melebihi para
anggotanya. Kematangan dan keluasan
sosial(Social manutary and breadth) : seorang pemimpin biasanya memiliki emosi
yang stabil, matang, memiliki aktivitas dan pandangan yang ckup matang
b)
Motivasi dalam dan dorongan prestasi(Inner motivation and achievement drives) :
dalam diri seorang pemimpin harus mempunyai motivasi dan dorongan untuk
mencapai suatu tujuan
c)
Hubungan manusiawi : pemimpin harus bisa mengenali dan menghargai para
anggotanya. Menurut Greece, di dalam suatu organisasi, hubungan antara bawahan
dengan pimpinan bersifat saling mempengaruhi.
Kesimpulan
:
Komunikasi menjadi hal yang paling
mendasar dalam bersosialisasi. Jenis komunikasi yang dianut serta proses yang
terjadi melalui tahap demi tahap akan menciptakan suatu komunikasi yang
efektif. Menciptakan suatu komunikasi yang efektif dapat dilakukan dengan kesan
yang diciptakan, pertanyaan yang diajukan, bahasa tubuh dan perhatian yang
menujukkan bahwa kita respect kepada orang tersebut. Jika sudah mampu menguasai
komunikasi dengan efektif maka orang lain akan lebih mudah memahami apa yang
disampaikan dan dapat dijadikan teladan atau pimpinan dalam menyalurkan suatu
perintah atau tugas. Arti kepemimpinan dalam setiap individu juga berpengaruh
dalam memerintah termasuk dalam tipologi kepemimpinan yang dipandang mulai dari
tipe otokratis,
militeristis, paternalistis dan demokratis. Faktor-faktor kepemimpinan dalam
kecerdasan, motivasi dan hubungan manusiawi juga sangat berpengaruh dalam
bagaimana cara pemimpin itu memimpin bawahan nya.
Referensi :
John Adair, “Cara Menumbuhkan Pemimpin”, Gramedia Pustaka Utama,
9792234276, 9789792234275.