Pentingnya
Manajemen Pelayanan dalam Perusahaan Saat Ini
Section 1
Pemahaman Manajemen layanan
- Manajemen adalah seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Manajemen untuk dapat memanfaatkan sumber daya organisasi sehingga dapat mencapai tujuan organisasi dengan cara melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, yang mencakup perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan semua sumber daya secara efisien dan efektif.
- Allison (1982) dalam praktek, terdapat 3 fungsi manajemen baik di sektor swasta maupun publik
-STRATEGIS
a. Penetapan tujuan dan prioritas organisasi
b. Membuat rencana operasional untuk mencapai tujuan organisasi
- MANAJEMEN KOMPONEN INTERNAL
a. Pengorganisasian dan penyusunan staff
b. Pengarahan dan manajemen SD
c.
Pengendalian Kinerja
-MANAJEMEN KONSTITUAN EKSTERNAL
a. Mengelola hubungan dengan unit eksternal
dalam organisasi
b. Mengelola hubungan dengan organisasi lain
c.
Mengelola hubungan dengan pers dan public
- Definisi Pelayanan:
Merupakan suatu aktifitas atau serangkaian aktifitas
interaksi antara produsen dengan konsumen yang melibatkan usaha-usaha dan
menggunakan peralatan dalam menghasilkan
produk-produk yang bersifat tidak kasat mata.
Ciri-ciri
pelayanan:
a.
Tidak kasat
mata
Pelayanan
adalah usaha guna menghasilkan produk-produk yang tidak kasat mata,artinya produk yang dihasilkan dapat dirasakan
langsung oleh konsumen dan dapat dirasakan manfaatnya namun tidak dapat diraba
keberadaannya.
Seperti contoh: Pelayanan
pembuatan KTP,disana ada beberapa rangkaian tahapan,misalnya pelayanan melalui RT, RW, Kelurahan dan Kecamatan. Disana
kita mendapatkan pelayanan administrasi dari pihak-pihak yang terkait,disitu
kita dilayani mulai dari penyerahan syarat-syarat pembuatan,tanda tangan,sampai
pemberian KTP.
b.
Melibatkan
Upaya Manusia/peralatan lain yang disediakan perusahaan penyelenggara
pelayanan.
Yang
dimaksud dengan melibatkan upaya manusia/ peralatan lain yang disediakan
perusahaan penyelenggara pelayanan
adalah tanpa adanya upaya yang datang dari manusia maka sebuah pelayanan tidak
akan mungkin terselenggara dan semua peralatan lain yang disediakan perusahaan
penyelenggara pelayanan digunakan sebagai pendukung penyelenggaraan pelayanan.
Arti
pentingnya Manajemen Pelayanan
1. Dengan berlakunya UU No. 22 / 1999
tentang Pemda dan UU No. 25 / 1995 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemda
dan Pemerintah Pusat, semakin banyak aktivitas pelayanan yang harus ditangani
oleh daerah, sehingga aparat di Daerah dituntut untuk dapat memahami dan
mempraktikkan ilmu manajemen pelayanan.
2. Meskipun kedua UU tersebut diatas
kemudian direvisi dengan UU No. 32 /2004 dan UU No. 33 /2004, tetap juga akan
mengakibatkan interaksi aparat Daerah dan masyarakat menjadi lebih intens.
Ditambah dengan semakin kuat tuntutan demokratisasi dan pengakuan akan HAM
melahirkan kuatnya tuntutan terhadap manajemen pelayanan yang berkualitas.
3. Globalisasi dan berlakunya era
perdagangan bebas mengakibatkan batas-batas antar negara menjadi kabur dan
kompetisi menjadi sangat ketat. Hal ini menuntut kemampuan manajemen pelayanan
yang sangat tinggi untuk dapat tetap eksis dan mampu bersaing.
Manajemen
Pelayanan
Proses penerapan ilmu dan seni untuk
menyusun rencana,mengimplementasikan rencana,mengkoordinasikan dan
menyeleseikan aktifitas-aktifitas pelayanan demi tercapainya tujuan-tujuan
pelayanan
Sasaran Manajemen Pelayanan adalah
kepuasan pelanggan. Dalam menyelenggarakan pelayanan baik kepada pelanggan
internal maupun eksternal, pihak penyedia dan pemberi layanan harus selalu
berupaya untuk mengacu kepada tujuan utama pelayanan, yaitu kepuasan konsumen
(consumer satisfaction) atau kepuasaan pelanggan (customer satisfaction).
Alasan Manajemen Layanan Mempunyai Peran
Penting untuk Perusahaan
Secara
singkat, manajemen
pelayanan sangat penting karena untuk meningkatkan
reputasi perusahaan, menurunkan biaya, meningkatkan pangsa pasar, dampak
internasional(ISO 9000), produk/jas dikenal public dan kualitas atau produk
dapat dirasakan. Perusahaan
adalah salah satu bentuk dari organisasi yang besar. Sukses suatu
organisasi sangat ditentukan oleh kemampuan organisasi itu untuk
beradapatasi pada perubahan lingkungan strategik yang mempengaruhi kehidupan
organisasi. Organisasi yang terus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi
akan dapat tumbuh dan berkembang. Sebaliknya organisasi yang tidak beradaptasi
dengan perubahan lingkungan strategik akan mengalamim kemunduran. Oleh sebab
itu sangat perlu bagi organisasi untuk memahami perubahan lingkungan strategik
tersebut. Perubahan lingkungan strategik menuntut adanya perubahan paradigma di
dalam mengelola organisasi. Ahli pengembangan SDM dan organisasi yang
berkecimpung di dalam pengelolaan perusahaan, harus memahami pergeseran
paradigma bisnis agar supaya di dalam memberikan pelayanan kepada
organisasi tempat dia bekerja dapat mengambil tindakan
yang tepat. Secara luas, manajemen
pelayanan sangat penting untuk perusahaan karena hal-hal berikut ini :
Perubahan
Lingkungan Strategik
Lingkungan
strategik yang mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya organisasi antara lain
adalah seperti berikut.
Persaingan
Global
Globalisasi telah membuat batas antar negara semakin kabur.
Perlindungan terhadap produk dalam negeri melalaui proses monopoli kini semakin
ditentang oleg dunia internasional. Perjanjian perdagangan bebasa seperti Asean
Free Trade Area (AFTA), kesepakatan pasar bebas dunia melalui General
Agreemenet on Tariffs and Trade (GATT) menentang proteksi yang diberlakukan
oleh suatu negara atas intervensi pasar oleh negara lain. Setelah
diberlakukannya perjanjian tersebut maka suatu unit pemerintahan di suatu
negara akan mendapat tekanan yang semakin keras dari negara lain.
Lingkungan
Sosial
Perubahan masyarakat akibat globalisasi telah menyebabkan
karyawan suatu unit pemerintahan menuntut perlakuan yang lebih baik.
Hak-hak azazi manusia yang sebelumnya kurang diperhatikan oleh pihak organisasi
kini samakin dituntut. (karyawan golongan paling rendah, penghasilannya
seringkali berada di bawah upah minimum regional ). Demikian pula dengan
kesadaran masyarakat akan pelayanan pada masyarakat telah membuat
organisasi harus lebih berhati-hati dalam memberikan pelayanan.
Lingkungan
Politik
Kondisi politik di suatu negara sangat mempengaruhi
pertumbuhan bisnis. Suatu negara yang situasi politiknya agak kacau
menyebabkan para investor asing takut menanamkan modal di wilayah tersebut.
Kekacauan politik yang menimbulkan kerusuhan sosial akan mematikan usaha
bisnis. Pengalaman kerusuhan politik di Indonesia telah menyebabkan banyak
pemodal melarikan modal mereka ke luar negeri. Selain itu perusakan pabrik dan
alat-alat kerja telah menyebabkan banyak pabrik tutup.
Perubahan
Undang-Undang
Banyak sekalai peraturan-peraturan baru yang muncul dalam
berbagai aspek operasi organisasi. Misalnya kehadiran UU no.25 tahun 1998
tentang serikat sekerja menyebabkan organisasi semakin sulit untuk mengelola
karyawan. Kalau semula organisasi perusahaan hanya memiliki satu organisasi
karyawan (SPSI), kini karyawan memiliki peluang untuk bergabung
pada banyak serikat sekerja seperti itu, atau mungkin membuat organisasi baru.
Lingkungan
Teknologi
Kemajuan teknologi, khususnya teknologi informasi, telah
merubah secara mendasar cara pengelolaan organisai. Kehadiran komputer dengan
tingkat kecanggihan yang semakin meningkat menyebakan semakin banyak pekerjaan
diganti oleh komputer. Selain itu kegiatan organsasi semakin diwarnai oleh
persaingan kecepatan waktu (real-time). Penggunaan internet, web-site,
lokal area network (LAN) semakin marak dalam dunia organisasi.
Organisasi harus berpacu untuk mengikuti perkembangan teknologi. Kalau tidak
demikian dia akan ketinggalan.
Pergeseran
Paradigma Organisasi
Perubahan lingkungan strategik dalam berbagai dimensi
memerlukan adanya penyesuaian cara pikir dan cara pandang pengelolaan
organisasi. Pola pikir dan pola pandang ini secara populer disebut dengan
istilah paradigma.
Kompetensi
SDM
Berdasarkan asumsi yang dikemukan di atas maka suatu unit
organisasi harus memiliki karyawan yang sevara terus menerus mengembangan empat
jenis modal manusia (human capital) yakni modal intelektual (intellectual
capital), modal sosial (social capital), modal mental (soft
capital), dan modal agama (spiritual capital). Kiat suskses meniti
karir sangat dipengaruhi kemampuan mengembangkan keempat jenis modal manusia
tersebut.
Modal
intelektual
Modal intelektual adalah perangkat yang diperlukan
untuk menemukan peluang dan mengelola ancaman dalam kehidupan. Banyak pakar
yang mengatakan bahwa modal intelektual sangat besar peranannya di dalam
menambah nilai suatu kegiatan. Berbagai perusahaan yang unggul dan meraih
banyak keuntungan adalah perusahaan yang terus menerus
mengembangkan sumberdaya manusianya. Manusia harus memiliki sifat proaktif dan
inovatif untuk mengelola perubahan lingkungan kehidupan (ekonomi, sosial,
politik, teknologi, hukum dll) yang sangat tinggi kecepatannya. Mereka yang
tidak beradaptasi pada perubahan yang super cepat ini akan dilanda kesulitan.
Manajemen perusahaan sebagai pimpinan puncak organisasi yang bertanggungjawab
di dalam pengembangan SDM harus mampu membangun suatu organisasi pembelajaran (learning
organization). Hal ini baru terjadi bila seluruh jajaran kepemimpinan mulai
dari lini atas sampai ke lini bawah berusaha secara serius untuk menanamkan
kesadaran guna menambah pengetahuan baik pada dirinya sendiri, atau pada
seluruh karyawan dalam perusahaan.
Modal
Sosial
Intelektual modal baru akan tumbuh bila masing-masing orang
berbagi wawasan. Untuk dapat berbagi wawasan orang harus membangun jaringan
hubungan sosial dengan orang lainnya. Kemampuan membangun jaringan sosial
inilah yang disebut dengan modal sosial. Semakin luas pergaulan seseorang dan
semakin luas jaringan hubungan sosial (social networking) semakin tinggi
nilai seseorang. Modal Sosial dimanifestasikan pula dalam kemampuan untuk bisa
hidup dalam perbedaan dan menghargai perbedaan (diversity). Pengakuan
dan penghargaan atas perbedaan adalah suatu syarat tumbuhnya kreativitas
dan sinergi.
Modal
mental (soft capital)
Modal agama yang oleh Hartanto (1998) disebut dengan “soft
capital” adalah modal yang diperlukan untuk menumbuhkan modal sosial dan
modal intelektual. Sifat bisa dipercaya dan percaya pada orang lain (trust),
bisa menahan emosi, pemaaf, penyabar, ikhlas, dan selalu ingin menyenangkan orang lain sangat
diperlukan bagi upaya untuk membangun masyarakat yang beradab dan berkinerja
tinggi. Beberapa tahun terakhir ini makin banyak pembicaraan tentang pentingnya
peranan inteligensi emosional (emotional intelligence) di dalam menunjang
kesuksesan hidup manusia (Goleman, 1996). Apa yang ditulis oleh Daniel Goleman
tersebut sangat sesuai dengan ajaran berbagai agama.Upaya untuk menumbuhkan
modal lembut ini bisa melalui pengajian agama, pelatihan ‘social skill’,
pelatihan inteligensi emosisonal, atau paket Seven Habits of Highly
Effective People. Saya rasa sudah saatnya lembaga pendidikan tinggi
mewajibkan mahasiswanya untuk mengikuti paket pengembangan kepribadian seperti
itu. Karena sifatnya sangat praktis dan segera terasa manfaatnya InsyaAllah.
Modal
agama
Bagi orang yang beagama ketiga modal yang dibicarakan di
atas adalah bagian dari ekspresi modal spiritual. Semakin tinggi iman dan takwa
seseorang semakin tinggi pula ke tiga modal di atas. Namun demikian banyak
akademisi yang menyarankan agar modal spiritual dipisahkan dari ketiga modal di
atas, dengan tujuan untuk semakin menekankan betapa pentingnya upaya
pengembangan keberagamaan manusia. Di mata para akademisi yang
berpandangan demikian, agama akan menjadi pembimbing kehidupan agar tidak
menjadi egostik yang orientasinya hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri.
Oleh karena itu uapaya untuk mengembangkan keagamaan adalah bagian mutlak dan
utama bagi tumbuhnya masyarakat yang makmur dan sejahtera serta aman dan damai.
Cara Manajemen Layanan dapat
Membantu Penyedia Layanan untuk Memberikan dan Mengelola Layanan
a) Untuk dapat menjadi entitas penyedia layanan publik yang mampu
menerapkan praktik-praktik korporasi yang baik
Hal ini dapat
diperhatikan dalam hal hubungan antara pekerja atau user maupun hubungan antara
satu unit dengan unit lainnya atau sistem yang bekerja dalam menjalankan
efisiensi maupun efektiftas manajemen pelayanan tersebut.
b) Dalam rangka menciptakan
efisiensi dan produktivitas layanan, harus mampu melakukan transformasi
organisasional yang menyeluruh
Transformasi
tersebut bertujuan untuk menjamin bahwa seluruh aspek yang mendukung kinerja
dan layanan yang bersangkutan telah siap dan berkomitmen untuk diarahkan pada
pencapaian tujuan.
ITIL( Information Technology Infrastructure Library)
ITIL atau
Information Technology Infrastructure Library adalah suatu rangkaian dengan
konsep dan teknik pengelolaan infrastruktur, pengembangan, serta operasi
teknologi informasi (TI). ITIL diterbitkan dalam suatu rangkaian buku yang
masing-masing membahas suatu topik pengelolaan (TI). Nama ITIL dan IT
Infrastructure Library merupakan merek dagang terdaftar dari Office of Government
Commerce (OGC) Britania Raya.
Kerangka ITIL
a) Standar untuk Manajemen
Pelayanan TI
Secara singkat, ada
dua standar untuk menajemen pelayanan TI, yaitu :
- Proses untuk memastikan efektivitas ,efesiensi,dan keamanan dalam implementasi.
- Perubahan layanan teknologi informasi yang telah disetujui pada proses manajemen perubahan layanan teknologi informasi.
Alasan Kantor Pemerintahan Inggris membuat standar
yang kemudian berkembang dan dikenal dengan istilah ITIL (Information
Technology Infrastructure Library) adalah untuk memastikan terciptanya layanan
publik yang berkualitas di seluruh
lini
pemerintahan kerajaannya. Dengan adanya sebuah panduan standar atau kriteria
minimum ini diharapkan bahwa pemerintah pusat, daerah, distrik, hingga pada
satuan terkecilnya dapat memberikan pelayanan kepada publik secara baik, dalam
arti kata cepat, tepat, murah, dan terkendali. Mengingat bahwa hampir seluruh
proses atau aktivitas pelayanan publik menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi, maka dirasa perlu adanya rumusan standar yang harus dipatuhi oleh
seluruh pelaku pemberi pelayanan (dan pemangku kepentingan terkait lainnya).
Adapun yang dimaksud dengan layanan teknologi informasi dapat dilihat dari berbagai jenis, seperti:
ü Layanan
dalam memberikan informasi kepada manajemen untuk mengambil keputusan.
ü Layanan
dalam memberikan data kepada setiap unit operasional untuk kegiatan transaksi
bisnis.
ü Layanan
dalam menyalurkan pesan dari satu entitas ke entitas lainnya melalui media
komunikasi elektronik.
ü Layanan
dalam memberikan informasi yang diperlukan oleh pelanggan internal maupun
ekternal.
ü Layanan
dalam menyediakan teknologi untuk kegiatan administratif fungsional maupun
strategis.
ü Layanan
dalam memastikan terjadinya kendali atau kontrol yang baik terhadap proses
bisnis usaha.
b) Komponen-komponen ITIL :
Secara
konsep, komponen-komponen
ITIL yaitu sebagai berikut :
·
Security
·
Availability
·
Capacity
·
Continuity
Secara menyeluruh,
komponen-komponen ITIL terdiri dari :
Pada awal musim panas 2007, ITIL
3.0 diterbitkan. Ini didirikan struktur yang sama sekali baru. Ini terdiri dari tiga bidang utama:
* ITIL Core Publikasi
* ITIL Pelengkap Bimbingan
* ITIL Web Support Services
* ITIL Pelengkap Bimbingan
* ITIL Web Support Services
Pada 30 Juni
2007, OGC (Office of Government Commerce) versi ketiga ITIL (ITIL v3) yang
intinya terdiri dari lima bagian dan lebih menekankan pada pengelolaan siklus
hidup layanan yang disediakan oleh teknologi informasi. Kelima bagian tersebut
adalah
1.Service
Strategy
Inti dari ITIL Service Lifecycle adalah
Service Strategy.Service Strategy memberikan panduan kepada pengimplementasi
ITSM pada bagaimana memandang konsep ITSM bukan hanya sebagai sebuah kemampuan
organisasi (dalam memberikan, mengelola serta mengoperasikan layanan TI), tapi
juga sebagai sebuah aset strategis perusahaan. Panduan ini disajikan dalam
bentuk prinsip-prinsip dasar dari konsep ITSM, acuan-acuan serta proses-proses
inti yang beroperasi di keseluruhan tahapan ITIL Service Lifecycle.Topik-topik
yang dibahas dalam tahapan lifecycle ini mencakup pembentukan pasar untuk
menjual layanan, tipe-tipe dan karakteristik penyedia layanan internal maupun
eksternal, aset-aset layanan, konsep portofolio layanan serta strategi
implementasi keseluruhan ITIL Service Lifecycle. Proses-proses yang dicakup
dalam Service Strategy, di samping topik-topik di atas adalah:
• Service Portfolio Management
• Financial Management
• Demand Management
• Financial Management
• Demand Management
Bagi organisasi
TI yang baru akan mengimplementasikan ITIL, Service Strategy digunakan sebagai
panduan untuk menentukan tujuan/sasaran serta ekspektasi nilai kinerja dalam
mengelola layanan TI serta untuk mengidentifikasi, memilih serta
memprioritaskan berbagai rencana perbaikan operasional maupun organisasional di
dalam organisasi TI. Bagi organisasi TI yang saat ini telah mengimplementasikan
ITIL, Service Strategy digunakan sebagai panduan untuk melakukan review
strategis bagi semua proses dan perangkat (roles, responsibilities, teknologi
pendukung, dll) ITSM di organisasinya, serta untuk meningkatkan kapabilitas dari
semua proses serta perangkat ITSM tersebut.
2.Service Design
Agar layanan TI dapat memberikan manfaat
kepada pihak bisnis, layanan-layanan TI tersebut harus terlebih dahulu di
desain dengan acuan tujuan bisnis dari pelanggan. Service Design memberikan panduan
kepada organisasi TI untuk dapat secara sistematis dan best practice mendesain
dan membangun layanan TI maupun implementasi ITSM itu sendiri. Service Design
berisi prinsip-prinsip dan metode-metode desain untuk mengkonversi
tujuan-tujuan strategis organisasi TI dan bisnis menjadi portofolio/koleksi
layanan TI serta aset-aset layanan, seperti server, storage dan sebagainya.
Ruang lingkup
Service Design tidak melulu hanya untuk mendesain layanan TI baru, namun juga
proses-proses perubahan maupun peningkatan kualitas layanan, kontinyuitas
layanan maupun kinerja dari layanan. Proses-proses yang dicakup dalam Service
Design yaitu:
1. Service Catalog Management
2. Service Level Management
3. Supplier Management
2. Service Level Management
3. Supplier Management
4. Capacity Management
5. Availability Management
6. IT Service Continuity Management
7. Information Security Management
5. Availability Management
6. IT Service Continuity Management
7. Information Security Management
3.Service
Transaction
Service
Transition menyediakan panduan kepada organisasi TI untuk dapat mengembangkan
serta kemampuan untuk mengubah hasil desain layanan TI baik yang baru maupun
layanan TI yang dirubah spesifikasinya ke dalam lingkungan operasional. Tahapan
lifecycle ini memberikan gambaran bagaimana sebuah kebutuhan yang didefinisikan
dalam Service Strategy kemudian dibentuk dalam Service Design untuk selanjutnya
secara efektif direalisasikan dalam Service Operation.
Proses-proses yang dicakup dalam
Service Transition yaitu:
1. Transition Planning and Support
2. Change Management
3. Service Asset & Configuration Management
4. Release & Deployment Management
5. Service Validation
6. Evaluation
7. Knowledge Management
2. Change Management
3. Service Asset & Configuration Management
4. Release & Deployment Management
5. Service Validation
6. Evaluation
7. Knowledge Management
4. Service
Operation
Service
Operation merupakan tahapan lifecycle yang mencakup semua kegiatan operasional
harian pengelolaan layanan-layanan TI. Di dalamnya terdapat berbagai panduan
pada bagaimana mengelola layanan TI secara efisien dan efektif serta menjamin
tingkat kinerja yang telah diperjanjikan dengan pelanggan sebelumnya.
Panduan-panduan ini mencakup bagaiman menjaga kestabilan operasional layanan TI
serta pengelolaan perubahan desain, skala, ruang lingkup serta target kinerja
layanan TI.
Proses-proses yang dicakup dalam Service Transition
yaitu:
1. Event Management
2. Incident Management
2. Incident Management
3. Problem Management
4. Request Fulfillment
5. Access Management
4. Request Fulfillment
5. Access Management
5. Continual Service Improvement
Continual
Service Improvement (CSI) memberikan panduan penting dalam menyusun serta
memelihara kualitas layanan dari proses desain, transisi dan pengoperasiannya.
CSI mengkombinasikan berbagai prinsip dan metode dari manajemen kualitas, salah
satunya adalah Plan-Do-Check-Act (PDCA) atau yang dikenal sebagi Deming Quality
Cycle. Sebuah perusahaan yang mengimplementasi ITIL secara nyata tentunya
mendapat banyak sekali keuntungan, misalnya, pelayanan IT menjadi lebih fokus
kepada departemen lainnya di dalam satu perusahaan, biaya lebih efisien dan
dapat diatur dengan baik, serta perubahan-perubahan IT yang dapat lebih mudah
untuk diatur, dan masih banyak keuntungan lainnya yang pada akhirnya akan
berdampak pada income perusahaan itu sendiri.
c) Tujuan ITIL, yaitu :
Tujuannya
untuk menyediakan petunjuk untuk praktek terbaik dalam manajemen layanan
teknologi informasi. Ini mencakup pilihan yang dapat diapdopsi dan diadaptasi
oleh organisasi berdasarkan kebutuhan bisnisnya, keadaan, dan kedewasaan dari
penyedia layanan.
Model Manajemen Pelayanan ITIL
1. Service
Strategy merupakan inti dari ITIL Service Life Cycle yang memberikan
panduan kepada pengimplementasian ITSM . Panduan ini disajikan dalam bentuk
prinsip-prinsip dasar konsep ITSM, acuan, serta proses-proses inti.
2. Service Design agar layanan TI dapat
memberikan manfaat pada bisnis, layanan TI harus terlebih dahulu didesain
dengan tujuan bisnis dari pelanggannya. Service Design memberikan panduan
kepada organisasi TI untuk bisa secara sistematis dan best practice mendesain
dan membangun layanan TI.
3. Service Transition menyediakan
panduan kepada organisasi TI agar dapat mengembangkan kemampuan untuk mengubah
hasil desain layanan TI. Tahapan ini menggambarkan bagaimana sebuah kebutuhan
didefinisikan dalam Service Strategy, lalu dibentuk dalam Service Design dan
selanjutnya secara efektif direalisasikan dalam Service Operation.
4. Service
Operation adalah tahapan life cycle yang mencakup semua kegiatan
operasional layanan-layanan TI. Di dalamnya terdapat beberapa panduan-panduan
untuk mengelola layanan TI secara efisien.
5. Continual
Service Improvement (CSI) memberikan panduan penting dalam menyusun
serta memelihara kualitas layanan dari proses desain, transisi dan
pengoperasiannya. CSI mengkombinasikan berbagai prinsip dan metode dari manajemen
kualitas, salah satunya adalah Plan-Do-Check-Act (PDCA) atau yang dikenal
sebagi Deming Quality Cycle.
Section
2
Strategi
Layanan
·
Pengantar
Strategi
adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk
melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi mencakup tujuan kegiatan, siapa yang
terlibat dalam kegiatan, isi kegiatan, proses kegiatan, dan sarana penunjang
kegiatan.
Setiap
perusahaan harus memiliki strategi yang bijak untuk melancarkan kegiatan dalam
perusahaan tersebut karna banyak perusahaan-perusahaan yang kandas. Inilah alasan mengapa strategi layanan sangat
penting dalam perusahaan berikut ini :
- Adanya Globalisasi
Dampak globalisasi yang begitu cepat
telah menghilangkan batas negara dan sangat memengaruhi pemahaman strategi
sebuah perusahaan. Ini bisa menyangkut pasar, harga, pesaing, pemasok,
distributor, dan jaringan. Semuanya harus kompetitif di pasar dunia.
2.
Era E-Commerce
Oleh karena E-Commerce telah mengubah lingkungan perusahaan, maka strategi
dalam manajemen diperlukan untuk menghadapi perubahan menyangkut segala aspek
organisasi. E-commerce menjadi
sebuah alat penting untuk mendapatkan profit, memudahkan komunikasi dengan
semua pihak yang berkepentingan/stakeholder, serta memberikan layanan
pelanggan yang maksimal.
Strategi
layanan dapat membantu penyedia layanan seperti hal ini :
- Strategi layanan membantu perusahaan menganalisis informasi dan tren industri, memajukan skema analisis dan model peramalan, mengevaluasi kinerja perusahaan, melihat peluang pasar, ancaman bisnis, serta mengembangkan rencana yang akan dilakukannya.
- Strategi layanan membantu menetapkan tujuan jangka pendek untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan, yang harus terukur secara kuantitatif, konsisten, dan realistis.
- Strategi layanan proaktif mengarahkan masa depan organisasi, dengan merumuskan strategi yang sistematis dan logis. Ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan profitabilitas. Di sisi lain, meningkatkan produktivitas karyawan serta memahami strategi pesaing.
·
Resiko
Suatu kondisi atau peristiwa yang mungkin dapat
menyebabkan kerugian dan dapat mempengaruhi kemampuan untuk mencapai tujuan.
Dalam melakukan penerapan dari strategi layanan/pelayanan yang telah disepakati
bersama, tentu akan menalami hambatan dan resiko. Pada dasarnya, sumber resiko
berasal dari :
+
Manusia, proses dan teknologi.
+Internal(dari
dalam perusahaan) dan eksternal (dari luar perusahaan).
+Bencana(hazard),
ketidakpastian(uncertainty) dan kesempatan(opportunity).
Dari ketiga sumber resiko tersebut dapat diketahui kejadian-kejadian
yang dapat mengganggu perusahaan dalam mencapai objektifnya.
Contohnya
bila perencanaan dari strategi berikut sudah kelar dan akan dilakukan
penerapannya akan berakibat fatal bila cara penyampaiannya yang kurang
jelas dan tidak dapat di pahami oleh pihak pelaksana dari perencanaan strategi
tersebut maka hal itu akan berpengaruh besar pada kepuasan pelanggan dari
pelayanan yang telah diberikan.
Jenis Penyedia
layanan TI
·
Services Strategy (SS), meliputi
perencanaan strategis manajemen layanan dan keterpaduan pelayanan dengan strategi
bisnis.
·
Services Design (SD), outlines
desain dan pengembangan layanan jasa dan proses manajemen.
·
Services Transition (ST),
mengilustrasikan bagaimana persyaratan tahapan sebelumnya (strategi dan desain)
untuk layanan yang berkelanjutan dan dapat dipertahankan.
·
Services Operation (SO), meliputi
penyampaian yang efektif dan efisien dan dukungan layanan, juga menyediakan
referensi untuk kegiatan operasional dalam proses-proses lain.
·
Continual Service Improvement (CSI), perbaikan layanan
yang berkelanjutan dan pengukuran kinerja proses yang diperlukan untuk
layanan.
1.Informasi adalah benda abstrak yang dapat dipergunakan untuk mencapai
tujuan positif dan atau sebaliknya. Informasi dapat mempercepat atau
memperlambat pengambilan keputusan.
2.
Informasi dapat disajikan dalam berbagai bentuk baik lisan (oral), tercetak
(printed), audio, maupun audio-visual gerak yang masing-masing memiliki ciri
khas, kelebihan dan kekurangan.
3.
Teknologi informasi merupakan seperangkat fasilitas yang terdiri dari perangkat
keras dan perangkat lunak yang dalam prakteknya diarahkan untuk
mendukung dan meningkatkan kualitas
informasi yang sangat dibutuhkan oleh setiap lapisan masyarakat secara cepat
dan berkualitas.
4.
Pemanfaatan teknologi informasi untuk layanan informasi kepada masyarakat
merupakan suatu keniscayaan.
Layanan informasi di masa sekarang tidak akan membuahkan hasil yang maksimal
jika tidak didukung oleh teknologi informasi.
5.
Pemberdayaan masyarakat merupakan proses mengajak masyarakat agar mengetahui
potensi yang dimiliki untuk dikembangkan dan menemu kenali
permasalahan yang ada, agar bisa diatasi secara mandiri
oleh masyarkat itu sendiri.
6. Beberapa kendala
layanan informasi kepada masyarakat di antaranya:
a. Kesadaran informasi
masyarakat yang masih belum maksimal.
b. Sikap terhadap
teknologi belum menunjang.
c. Penggunaan teknologi
informasi belum merata, apalagi mengakar dalam kehidupan masyarakat d.
Penerapan budaya informasi belum didorong oleh pelembagaan atau kebijakan
nasional.
7.
Optimalisasi layanan informasi dalam rangka pemberdayaan masyarakat dilakukan
dengan beberapa cara, di antaranya:
a.
Meningkatkan partisipasi dan kesadaran masyarakat akan manfaat teknologi
informasi.
b.Menyediakan
akses informasi yang informatif dan layanan yang
relevan untuk masyarakat.
c. Membangun kemitraan
antara masyarakat dan penyedia layanan informasi.
Empat
strategi P :
·
Perspective secara
singkat, yaitu visi dan arah yang berbeda. Secara luas, dapat diartikan sebagai
misi-misi yang diberikan perusahaan untuk memuaskan setiap konsumen yang
dihadapi bagaimanapun caranya agar misi-misi tersebut dapat tercapai.
· Positioning secara
singkat, dasar
di mana penyedia layanan akan bersaing. Secara
luas, adalah tindakan perusahaan untuk merancang produk dan bauran pemasaran
agar dapat tercipta kesan tertentu diingatan konsumen. Sehingga dengan demikian
konsumen segmen memahami dan menghargai apa yang dilakukan perusahaan dalam
kaitannya dengan para pesaingnya. Bagi perusahaan tindakan untuk meneliti atau
mengindentifikasi posisi pesaing dan memutuskan untuk mengambil posisi setaraf
dengan posisi pesaing atau mencari kesempatan dalam pasar. Jika posisi perusahaan
itu sendiri dekat dengan pesaing lainnya, perusahaan itu harus menyeleksi dan
kemudian mencari perbedaan lebih lanjut melalui perbedaan-perbedaan tersendiri.
Planning atau Perencanaan pada dasarnya harus mengacu pada Visi dan Misi Organisasi
Perusahaan secara Global, dan dituangkan dalam setiap Action Plan (Rencana
Aksi) yang
bersifat
Unik dan Spesifik sesuai Karakter dan Perilaku Organisasi dan Individu yang
terlibat. Perencanaan Strategis
merupakan sebuah Proses yang akan dilalui setahap demi setahap mencapai Tujuan
atau Goals Organisasi secara Periodik satu tahun, atau lebih. Pemahaman dan pengertian Strategic Planning,
merupakan sebuah definisi besar bagi Organisasi.
·
Pattern secara
singkat, yaitu cara mendasar untuk melakukan hal ‐ pola
khas dalam keputusan dan tindakan dari waktu ke waktu. Secara luas, di mana dalam strategi dibentuk suatu pola, yaitu
umpan balik dan penyesuaian. Agar apabila terjadi suatu kendala kita sudah
mempunyai rencana cadangan untuk ke depannya nanti.
Manajemen Pelayanan
sebagai Aset Strategis Otomatisasi Proses Manajemen Layanan
Oleh karena strategi manajemen merupakan kumpulan pengambilan keputusan serta tindakan
yang diambil oleh manajer, yang menentukan hasil kinerja bisnis, maka perlu
dipahami konsep serta fungsinya dengan baik. Namun praktiknya, sering berbeda
dengan teori.Tidak semua manajer memahami
konsep strategi manajemen ini. Oleh karenanya ada organisasi bisnis yang
mencapai kinerja lebih dan memiliki keunggulan kompetitif dibanding pesaingnya.Bahkan
ada organisasi bisnis yang kandas akibat kesalahan memilih strategi. Ini bisa
terjadi jika para manajer, yang memiliki latar belakang berbagai disiplin ilmu,
tak pernah berkutat dengan ilmu manajemen sebelumnya.Oleh karenanya, manajer
harus memiliki pengetahuan menyeluruh terkait analisis umum dan lingkungan
organisasi yang kompetitif, agar dapat mengambil keputusan yang tepat.
Section 3
Design
Layanan
Layanan desain adalah
kegiatan perencanaan dan pengorganisasian orang,infrastruktur, komunikasi dan
komponen material layanan dalam rangka meningkatkan kualitas dan interaksi
antara penyedia layanan dan pelanggan.
Lima aspek
utama dari desain layanan :
Elemen 1 :
Reliabilitas
Aspek ini mencerminkan kemampuan
untuk memberikan apa yang dijanjikan – dengan andal dan tepat serta akurat.
Sebagai misal apakah ketika kita berlanggan akses internet cepat Speedy, mereka
mampu memberikan layanan sesuai dengan yang diiklankan – yakni cepat, dan
koneksi tidak pernah putus.
Untuk mampu memberikan reliabilitas maka langkah yang
harus dilakukan adalah :
·
Pastikan bahwa anda telah mengidentifikasi kebutuhan
pelanggan dengan benar.
·
Janjikan hanya apa yang dapat anda berikan.
·
tindak lanjuti untuk memastikan bahwa produk dan
service telah diberikan sesuai dengan janji.
Elemen 2 :
Assurance
Aspek ini mencerminkan kemampuan
untuk memberikan sesuatu yang dapat dipercaya. Strategi tindakan untuk
mengembangkan assurance adalah : berikan layanan yang asertif dengan
menggunakan teknik komunikasi yang positif dan menjelaskan produk dan service
secara tepat.
Elemen 3 :
Tangibel
Aspek ini berkaitan dengan aspek
fasilitas fisik/peralatan serta penampilan personal dari penyedia layanan.
Strategi tindakan yang layak dilakukan antara lain adalah menjaga ruang kerja
apalagi yang langsung berhadapan dengan pelanggan agar tetap rapi. Lalu
susunlah barang-barang dengan teratur serta berperilaku dan berpakaian secara professional.
Elemen 4 :
Empati.
Aspek ini berkaitan dengan tingkat
kepedulian dan perhatian individu yang diberikan kepada pelanggan. Strategi
tindakan yang dapat dilakukan antara lain adalah
·
Mendengarkan secara aktif pesan yang disampaikan
pelanggan.
·
Menempatkan diri anda dalam posisi mereka.
·
Merespon secara tepat guna menjawab keinginan yang menjadi
perhatian mereka.
Elemen 5 :
Responsif
Aspek ini mencerminkan kemampuan
untuk membantu pelanggan dan memberikan layanan yang cepat/responsif. Agar
mampu bersikpa responsif, maka kita perlu menampilkan sikap positif atau
“can-do attitude” ; serta mengambil langkah dengan segera untuk membantu
pelanggan, dan memenuhi kebutuhan mereka.
Tujuan Design Layanan
Tujuan dari metodologi desain layanan adalah untuk merancang
sesuai dengan kebutuhan pelanggan atau peserta , sehingga layanan ini ,
kompetitif dan relevan kepada pelanggan user-friendly. Tulang punggung
dari proses ini adalah untuk memahami perilaku pelanggan , kebutuhan dan
motivasi.
Paket Desain Layanan
Mendefinisikan
seluruh aspek dalam layanan TI dan keseluruhan persyaratan dari setiap
tingkatan dalam siklus hidup layanan. SDP dihasilkan untuk setiap layanan TI
baru, perubahan mayor, atau layanan TI yang dikeluarkan.
Adapun paket desain layanan lainnya,
seperti:
· Paket
jasa desain rumah
· Paket
jasa desain industri
· Paket
jasa desain kemasan
· Paket
jasa desain grafis